Terang saja, karena CBR 250 lawas, masih mengadopsi single silinder, sehingga saya lebih mudah menyebutnya sebagai CBR Jomblo. Nah karena kejombloannya itu, meski owner sudah mengganti dengan knalpot blombong aka racing, tetap saja suara yang keluar dari mufler tidak jauh beda dengan bebek absolut revo memasang kbnalpot serupa. Tidak akan semerdu muflernya si Ninja.
Hal lain yang memacu AHM menggelontorkan CBR 250 dua silinder adalah munculnya mesin serupa dari pabrikan jepang lainnya. Yaitu YZF R25 dari Yamaha Indonesia Motorcycle Manufacturing (YIMM) dan Inazuama atau GW250 dari Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Desakan dari konsumen loyal dan kritikan pedas dari fanboi merk lain turut memberi andil munculnya CBR 250 RR dua silinder dari AHM.
Apakah nama besar CBR dan fitur canggih yang disematkan ke CBR 250RR mampu menarik minat konsumen menengah yang segmented ini? Saya tidak yakin. Kenapa?
- Ambil kasus dari Yamaha YZFR25 besutan YIMM. Dengan tambahan nama besar VR46, Valentino Rossi sebagai brand ambassador. Seorang pebalap gaek legenda motoGP. Memiliki fans yang loyal, ternyata penjualan R25 tidak mampu mengungguli Ninja 250 besutan Kawasaki Motor Indonesia (KMI)
- Nama Ninja sudah identik dengan motor gagah dan kencang dari era Honda NSR 150 masih merupakan mimpi untuk dimiliki oleh pengguna Ninja R, 2 tak.
- Terlambat, ya, Astra Honda Motor (AHM) terlambat merespon pasar. Jangankan CBR 250RR, YZFR25 yang launcing duluan saja telat penetrasi pasar, dan pupus menabrak tembok kokoh Kawasaki Ninja 250 Fi.
Harga CBR 250RR dua silinder terkini, 2016 dibanderol 65 juta rupiah, sedangkan Yamaha YZFR25 diangka 53 jutaan untuk kelas terendah dan Ninja 250 fi direntang harga 60juta rupiah. IMHO.(tri)
No comments:
Post a Comment